Pasokan oksigen di Indonesia sempat menjadi perbincangan hangat saat wabah COVID-19 melanda. Langkanya oksigen menyebabkan banyaknya korban jiwa, hingga menghambat banyak rumah sakit untuk dapat melakukan perawatan dan penyembuhan pasien. Hal ini berlangsung cukup lama hingga harga tabung oksigen melonjak drastis hingga menjadi sorotan banyak media asing mengenai bagaimana ketimpangan penyebaran oksigen medis bagi pasien yang membutuhkan.
Selepas wabah COVID-19, pemerintah Indonesia terus berupaya memenuhi kebutuhan oksigen ke berbagai layanan kesehatan, mulai dari puskesmas, klinik, hingga rumah sakit untuk menjaga stabilitas dan memenuhi kebutuhan pasien, baik untuk pasien dengan penyakit tertentu maupun pasien kritis dan gawat darurat.
Pasokan oksigen tidak hanya diperlukan saat wabah saja, namun dalam kesehariannya, oksigen sangat dibutuhkan oleh pasien dalam perawatan maupun dalam penyembuhan menggunakan terapi oksigen. Pada artikel kali ini, kami akan membahas pentingnya oksigen bagi tubuh serta berbagai tantangan dalam pemenuhan pasokan oksigen di Indonesia.
Oksigen menjadi salah satu kebutuhan utama bagi tubuh untuk dapat beraktivitas dengan baik. Udara yang kita hirup sehari-hari mengandung oksigen yang dapat membantu organ tubuh menjalankan fungsinya. Apabila kita tidak mendapat pasokan oksigen dalam jangka waktu tertentu, hal ini dapat menyebabkan berbagai gangguan bagi tubuh.
Kadar oksigen dalam darah yang sehat, menurut tes Analisis Gas Darah (AGD), berkisar antara 75 hingga 100 mm Hg. Sedangkan tingkat saturasi oksigen yang normal (diukur menggunakan oksimeter) yakni 95 hingga 100 persen. Kadar saturasi oksigen yang rendah dapat menjadi gejala atau indikasi dari berbagai masalah kesehatan, antara lain:
Oleh karena itu, tubuh memerlukan pasokan oksigen yang optimal agar dapat bekerja dengan baik serta membantu tubuh mendapatkan energi yang cukup dalam berkegiatan setiap harinya. Oksigen yang berlebihan juga tidak baik untuk tubuh dan dapat menyebabkan keracunan oksigen,
Pasokan oksigen yang stabil sangat dibutuhkan oleh berbagai layanan kesehatan, terutama rumah sakit, dimana oksigen sangat diperlukan dalam perawatan, penyembuhan dan terapi oksigen bagi pasien yang membutuhkan. Dalam pemenuhan kebutuhan oksigen, banyak tantangan dan permasalahan yang dihadapi.
Meski memiliki banyak kota besar yang tersebar di seluruh Indonesia, ternyata pemerataan infrastruktur masih menjadi kendala utama dalam distribusi oksigen. Tidak semua wilayah di Indonesia memiliki infrastruktur yang memadai dalam memenuhi kebutuhan oksigen, contohnya seperti fasilitas penyulingan. Di wilayah Jawa sendiri, fasilitas penyulingan cukup memadai sehingga dapat memenuhi kebutuhan oksigen dengan baik. Beberapa wilayah di Indonesia masih belum bisa memenuhi fasilitas penyulingan sehingga menunggu pengiriman oksigen dari wilayah lainnya dengan jangka waktu pengiriman yang beragam. Hal ini dapat mengganggu stabilitas pasokan oksigen apabila sewaktu-waktu dibutuhkan dalam jumlah yang massif.
Indonesia memiliki kondisi geografis yang beragam dan tidak semua wilayah memiliki struktur jalan yang memadai dalam proses distribusi oksigen. Beberapa wilayah cukup sulit dijangkau dan memerlukan waktu cukup lama dengan pengiriman yang hanya dapat dilakukan melalui darat sehingga pemerataan pasokan oksigen dapat terhambat.
Saat COVID-19 melanda Indonesia, pasokan oksigen menurun drastis sehingga menyebabkan kelangkaan dan lonjakan harga. Hal ini sangat merugikan masyarakat hingga menyebabkan naiknya angka kematian akibat tidak meratanya distribusi oksigen. Beberapa media menyatakan penyebab kelangkaan dapat terjadi karena adanya penimbunan di berbagai wilayah. Guna memenuhi lonjakan permintaan oksigen, pemerintah Indonesia juga meluncurkan berbagai program dan ketentuan distribusi oksigen ke masyarakat.
Menyadur dari laman Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia, bahwa pemerintah Indonesia perlu mengambil tindakan antisipatif dalam menghadapi outbreak di masa mendatang, salah satunya dengan menjamin persediaan oksigen medis yang berkelanjutan. Selain itu, Asisten Deputi Kedaruratan dan Manajemen Pasca Bencana Kemenko PMK, Nelwan Harahap juga berharap dapat memenuhi kebutuhan oksigen dengan kemajuan, baik dari segi kualitas yang lebih baik dan lebih mudah dijangkau oleh masyarakat.
Hal ini dapat terwujud dengan penguatan regulasi, sistem serta rencana kesiapsiagaan yang diperlukan dalam mengelola, meningkatkan dan mempertahankan oksigen medis. Untuk memenuhi hal tersebut, telah tercapai Peta Jalur Akses Oksigen Berkelanjutan serta Pedoman Rantai Pasok Oksigen.
Tidak hanya pemerintah, masyarakat juga diimbau sadar dan paham mengenai penggunaan oksigen yang efisien. Selain penggunaan tangki oksigen, masyarakat juga dapat menggunakan generator oksigen guna memenuhi pasokan oksigen medis. Alat ini dinilai lebih efisien dan praktis digunakan untuk distribusi oksigen bagi pasien yang membutuhkan. Kecanggihan teknologi yang dimiliki dapat meminimalisir kerusakan serta tidak memerlukan penggantian alat dalam jangka waktu tertentu, karena generator oksigen dapat menghasilkan oksigen murni dari udara sekitar, berbeda dengan tangki oksigen yang memerlukan isi ulang secara berkala.
Saat ini, banyak ditemukan distributor yang menyediakan alat generator oksigen, salah satunya adalah HealThings. HealThings menawarkan alat medis dengan teknologi terkini dan modern, sehingga lebih praktis saat digunakan. Selain itu, alat medis dari HealThings juga dapat membantu mengurangi biaya operasional dan biaya energi sehingga sangat efisien digunakan. Untuk informasi lebih lengkapnya, Anda dapat segera mengunjungi tim kami. (Anggraini)
Konsultasikan kebutuhan Anda dengan tim representatif kami untuk chat via WhatsApp